Rabu, 01 Juni 2011

SAJAK KURSI PERAWAN ~ Achmad Atho'illah Fathoni

Inilah sajak kursi perawan,
untuk para perawan di gedung perawan,
yang telah bersumpah demi kitab yang perawan,
dan berseru pada langit yang perawan,
"Hidup atau mati kami tetap perawan."

Inilah sajak kursi perawan,
untuk para perawan di kerajaan laut yang perawan,
yang telah berjanji di atas layar yang perawan,
dan berseru pada kapal yang perawan,
"Hidup atau mati kami tetap perawan."

Hai para perawan,
jika kalian tak mau kutukan dewi laut yang perawan,
jangan kotori kursi kalian yang perawan,
jika kalian tak mau laknat batari gelombang yang perawan,
jangan nodai kursi kalian yang perawan.

Ingat, wahai perawan,
sekali kau jamah kursi kalian yang perawan,
api akan menyembul di dada anak-anak laut yang perawan,
seperti darah yang marah terbangkit dari bara yang perawan.

Di malam yang perawan,
pada hari di mana para perawan
mengenakan toga-toganya yang perawan.
Aku menangis, menunduk minta di hadapan langit yang perawan,
"Wahai langit yang perawan,
jagalah kursi-kursi itu agar tetap perawan."
AMIN!!

Jogja, 14/08/09
dari antologi "Sajak-Sajak Kota Tua"

Tidak ada komentar: